Buat Temans se - Profesi
Dunia Elektronika ini telah membimbing dan mengawalku sampai menjadi aku yang sekarang ini, pensiunan karyawan swasta yang punya keinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada siapapun yang tertarik.
Tidak "wuah", tapi lumayan bisa mengantarku keusia kepala enam dengan empat anak dan dua cucu dalam kondisi yang layak.

Sunday, December 14, 2008

Teknologi Elektronika di Indonesia

Tanpa disadari, hidup kita sehari-hari selalu dikelilingi oleh perangkat-perangkat elektronika. Tak hanya sampai disitu, bahkan ketergantungan kita kepada perangkat-perangkat elektronika pun makin menjadi-jadi. Coba saja bila kita dirumah tidak ada pesawat Televisi, bagaimana sepi hidup jadinya, lihat saja bagaimana orang sekarang begitu perlu melengkapi dirinya dengan telepon seluler, belum lagi mereka yang sudah biasa bekerja dengan komputer bagaimana kehilangannya bila komputer dirumah atau dikantor rusak. Lebih dari itu tidak sedikit sekarang ini orang yang hidup matinya tergantung pada fungsi perangkat elektronika yang dipasang pada tubuhnya, seperti alat pacu jantung dan lain-lain. Perangkat – perangkat elektronika begitu merasuk kedalam kehidupan individu manusia sehingga tak mungkin lagi untuk terlepas darinya.
Kalau sudah demikian, pertanyaannya kemudian adalah sampai dimana penguasaan kita terhadap teknologi elektronika? Sejauh ini rasanya kita di Indonesia masih sangat kurang menguasai teknologi ini karena kita lebih banyak hanya menjadi konsumen pemakai semata. Teknologi elektronika yang berkembang dengan pesat semenjak ditemukannya bahan semi-konduktor, tidak atau kurang mendapat perhatian dari kita semua.
Kenangan saya kembali ke sekitar tahun 60an hingga akhir 70an dimana menjamur kursus-kursus kejuruan elektronika, karena kebetulan saya pernah menjadi murid dari kursus tersebut. Sungguh sangat disayangkan bahwa keberadaan kursus-kursus kejuruan tersebut tidak dapat bertahan lama, padahal pada masa itu, kursus-kursus itulah yang mampu mencetak tenaga-tenaga trampil dibidang elektronika. Yang jelas kursus-kursus itu tidak bertahan karena mereka kekurangan peminat.
Bukannya ingin bersikap pesimis, tetapi lebih ingin mengingatkan kembali betapa elektronika yang sudah menjadi bagian kebudayaan masa kini perlu mendapatkan perhatian dan antisipasi yang memadai kalau tidak ingin dikatakan ketinggalan budaya atau ketinggalan jaman.